Dalam suatu kisah diceritakan,
Seorang sahabat sedang melaksanakan shalat sunnah, lalu rasululah SAW memanggilnya, sahabat tersebut tidak segera memenuhi panggilan rasulullah SAW, dia tetap melanjutkan shalat sunnahnya.
Dia baru mendatangi rasulullah SAW setelah shalatnya selesai,lalu rasulullah menegurnya, "Bukankah Allah SWT sudah berfirman, jawablah panggilan Allah dan rasulNya apabila Allah dan RasulNya memanggil kalian kepada apa yang bisa menghidupkan kalian?"
Firman Allah yg disebutkan di atas adalah ayat 24 surat Al-Anfal.
“Hai orang-orang yang beriman, jawablah panggilan Allah dan RasulNya apabila Allah dan RasulNya memanggil kalian kepada apa yang bisa menghidupkan kalian. Dan ketahuilah, Allah mampu menghalangi kalian dengan hati kalian dan sesungguhnya kalian akan dikembalikan kepadaNya.” (QS Al-Anfal [8]: 24)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil orang-orang yang beriman yang mengatakan, bahwa dirinya beriman kepada Allah dan RasulNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan, bahwa Allah dan RasulNya menyeru kita semua kepada perkara yang bisa menghidupkan kita, menghidupkan dunia kita, menghidupkan hati kita, dan menghidupkan akhirat kita. Bukankah perintah-perintah Allah semua maslahat untuk kehidupan manusia dan larangan-larangan Allah semua mudharat bagi mereka yang mau berpikir tentunya.
Kata "panggilan/seruan" dalam ayat ini maksudnya adalah menyeru berjihad untuk meninggikan kalimat Allah dan menghidupkan islam.
Maka, jalan untuk mendapatkan hidup yang benar adalah dengan taqwa kepada Allah dan menaati perintah Allah dan RasulNya.
Perintah dan larangan Allah sudah tertulis dalam pedoman hidup kita, yaitu AlQuran. Sehingga setiap kali kita membaca AlQuran, secara sadar atau tidak kita telah membaca perintah-perintah dan larangan Allah.
Contoh, ketika kita membaca kalimat Yaa ayyuhalladzii na aamanu.. hai orang-orang yang beriman, maka sudah sepatutnya kita sebagai orang yang beriman merasa bahwa saat itu juga Allah sedang memberikan komando pada kita, Allah sedang memberikan perintah pada kita, dan sudah sepatutnya juga saat itu kita segera melaksanakan apa yg diperintahkan Allah dalam ayat yang kita baca.
Jangan sampai kehilangan sensitivitas terhadap ayat-ayat AlQuran yang kita baca.
Pada masa sekarang ini banyak sekali muslimin yang membaca AlQuran dengan sekadar membaca, menghafal dengan sekadar menghafal.
Jika kita mundur ke 3 ayat sebelumnya, Allah telah memperingatkan agar kita jangan seperti orang munafiq, seperti apa orang munafiq itu?
"dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan." (QS Al-Anfal [8]: 21)
Mereka telah mendengar perintah-perintah Allah, mereka membaca firman-firman Allah, lalu mereka berkata "kami mendengarkan", namun tidak ada perbuatan dalam pelaksanaannya.
Jangan sampai kita seperti orang munafiq, banyak membaca AlQuran, punya banyak hafalan AlQuran, namun sama sekali tidak mencoba untuk mengerti apa yang kita baca.
Jangan sampai kita seperti orang munafiq, banyak membaca AlQuran, punya banyak hafalan AlQuran, namun sama sekali tidak mencoba untuk mengerti apa yang kita baca.
Tahukah bahwa kaum khawarij adalah orang-orang yang hafalannya paling baik, bacaannya paling baik, namun AlQuran tidak lebih dari kerongkongannya saja?
Said al Khudri menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: ”Nanti akan muncul diantara kamu kaum yang menghina shalat kamu dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasa kamu dibandingkan dengan puasa mereka, amal perbuatan kamu dibandingkan dengan amap perbuatan mereka, mereka itu membaca Al-Quran tetapi bacaan mereka tidakakan melewati kerongkongan mereka, dan mereka akan memecah agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya ” (Sahih Bukhari/5058 ).
Semoga Allah memberikan kita rasa sensitif terhadap perintah-perintah dan larangan-larangannya dan dihindari dari sifat-sifat kemunafikan.
Aamiin..
wallahua'lam
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon