Adab Berinteraksi dalam Jama'ah (1)

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Dalam berinteraksi dengan jama'ah pastilah banyak hal-hal yang harus kita ketahui. untuk itu kita perlu cukup ilmu untuk bisa mewujudkan Amal Jama'i yang ideal. Berikut ini adalah adab-adab dalam berinteraksi dengan Jama'ah.

"Dakwah akan terus berjalan dengan atau tanpa kita di dalamnya"

Gamblangnya, masuk dan keluarnya kita dari jama'ah tidak akan berpengaruh banyak apalagi sampai mengguncangkan jamaah. Dengan kata lain bila kita keluar dari jamaah, kitalah yang merugi. Sementara bagi jama'ah boleh dibilang hampir tidak ada kerugian, karena begitu banyak yang siap menggantikan kita.

Karena itu keberadaan kita di dalam jama'ah adalah anugerah Allah yang harus disyukuri dan dipelihara. Salah satu upaya menjaga karunia kesertaan kita dalam jama'ah adalah dengan senantiasa berinteraksi secara intensif dengan dakwah itu sendiri dan semua elemen-elemen dakwah atau elemen jama'ah.

A. Ma'ad Dakwah (Interaksi dengan dakwah)

1. At-takhally `an shillati bi ayyi haiatin aw jamaa'atin.
Melepaskan diri dari segala keterikatan dengan lembaga-lembaga atau jamaah-jamaah lainnya (terutama apabila diminta oleh jamaah untuk melakukan itu). 
Salah satu arkanul ba'iah adalah tajarrud yang penjabarannya adalah kita memberikan loyalitas, keterikatan dan ketaatan secara total kepada jamaah. Kalau kita memiliki kritik-kritik yang konstruktif terhadap jamaah bukan karena kita tidak tsiqah atau bahkan melirik jamaah lain. 
Sehingga bila jamaah menilai kita harus memutuskan ikatan dengan yayasan atau jamaah tertentu, karena dinilai membahayakan, seyogianyalah kita menerima dan menaati. Kecuali bila jamaah menugaskan di lembaga atau jamaah tertentu untuk tujuan tertentu.

2. Ihyaa'ul aadaatil Islamiyah (Menghidupkan kebiasaan-kebiasan Islam).
Tujuannya adalah agar kita tetap terpelihara di dalam ruang lingkup jamaah dengan hidayah yang diberikan Allah. 
Di antara usaha untuk terus meningkatkan kualitas keislaman dan keimanan adalah dengan selalu menghidupkan kebiasaan-kebiasaan Islami seperti menyebarkan salam, membaca doa-doa harian, mendahulukan anggota tubuh yang kanan dan lain-lain. Karena hanya dengan berupaya meningkatkan kualitas diri sajalah kita akan tetap terjaga, kebersamaannya dengan jamaah, dengan homogenitas kebaikan yang dimilikinya.

3. Ta'arruf alal ikhwati dua'ti ma'rifat taamati wayaal'aksa. 
Berkenalan dengan para du'at dengan pengenalan yang sempurna dan sebaliknya mereka juga mengenal kita dengan sempurna.
Selain untuk menunaikan hak-hak dan kewajiban ukhuwah, perkenalan yang intensif dan sempurna dengan para duat akan membuat kita dapat saling berkaca dan memacu diri. Apalagi dengan para ikhwah yang lebih dulu memasuki jamaah dibanding kita. 
Bukankah Rasulullah saw. bersabda, "Al-mu'minu mir'ah li akhihi" (mu'min cermin bagi saudaranya).

4. Adaaul waajibaatil maaliyyah (zakat, infak dsb) 
Menunaikan kewajiban-kewajiban maaliyah seperti zakat, infaq, ta'awun dll). 
Takpelak lagi masalah ekonomi, maisyah atau maaliyah adalah hal yang penting yang harus diperhatikan oleh anggota jamaah. Untuk menunaikan kewajiban maaliyah di dalam Islam dan jamaah seperti zakat, ta'awun, infaq dan lainnya tentu saja harus diwujudkan dulu karateristik qaadirun alal kasbi di dalam diri anggota tersebut.

5. Nasyrud dakwah fi kulli makaan wa ahli alaa dzaalik. 
Menyebarkan dakwah di setiap tempat dan membentuk keluarga-keluarga dakwah. 
Pembentukan pribadi muslim di dalam jamaah dimaksudkan tidak saja membuat seorang muslim menjadi saleh tetapi juga harus muslih. Jadi tidak hanya sekadar mengupayakan nilai-nilai kebaikan melekat dalam dirinya, melainkan juga mengupayakan agar keluarga dan masyarakatnya pun terwarnai oleh nilai-nilai kebaikan tersebut. Bahkan harus pula menjadikan keluarga sebagai pendukung-pendukungnya yang utama dalam dakwah.

6. At-ta'arrufu alaal harakati Islamiyah. 
Mengenal harakah-harakah Islam. 
Keberadaan kita sebagai anggota di dalam jamaah ini tentu saja harus membuat kita semakin mengenal jamaah kita, sejarah, visi dan misinya, tokoh-tokohnya dll., sebagai sebuah harakah Islam. Dan sebagai bahan pembanding kita juga perlu mengenal harakah-harakah Islam lainnya. 
Tujuan mengenal harakah-harakah lainnya adalah mengambil kebaikan dari harakah lain, meninggalkan dan jika mampu meluruskan kekurangan dan keburukan dari harakah lain, berusaha saling bekerja sama dalam hal-hal yang disepakati, saling bertoleransi dalam hal-hal yang diperselisihkan, menjaga tali silaturahmi dan komunikasi, minimal antar qiyadah harakah.



referensi: halaqah dan diperkuat dengan penjelasan dari http://www.alimmahdi.com/2008/08/adaabut-ta-aamul-fil-jamaaah.html

wallahua'lam
Previous
Next Post »