Tunjukilah Kami Jalan yang Lurus

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Al-Fatihah:6
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"

Kita membaca ayat ini minimal 17 kali dalam sehari. Ayat yang menjadi doa terbaik dalam keseharian kita. Doa yang begitu mendalam maknanya.
Sehingga sudah sepatutnya kita mendalami maksud di balik ayat tersebut.

Apakah jalan yang lurus itu?

Banyak pendapat ualam tentang "jalan yang lurus" ini,
Ibnul Jauzi menjelaskan ada empat perkataan ulama tentang makna shiratal mustaqim:
Pertama, maksudnya adalah kitabullah.
Kedua, maknanya adalah agama islam.
Ketiga, maksudnya adalah jalan petunjuk menuju agama Allah.
Keempat, maksudnya adalah jalan (menuju) surga.

Perbedaan penjelasan ini tidaklah bertentangan satu sama lain, melainkan saling melengkapi. Dapat kita simpulkan, shiratal mustaqim adalah agama islam yang jelas, yang harus diilmui dan diamalkan berdasarkan Al Quran dan As Sunnah, sehingga bisa menjadikan pelakunya masuk ke dalam surga Allah.


Siapakah orang-orang yang telah meniti jalan ini?

Shiratal Mustaqim adalah jalannya orang-orang yang telah Allah beri nikmat. Allah Ta’ala berfirman:
“(Shiratal mustaqim) yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka“ (Al Fatihah:7).

Lalu siapakah orang-orang yang telah Allah beri nikmat yang dimaksud dalam ayat di atas? Hal ini dijelaskan oleh firman Allah dalam ayat yang lain:
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (An Nisaa’:69).

Sehingga shiratal mustaqim adalah jalannya para Nabi, para shiddiiqin, syuhada, dan shalihin.

Renungkan
Apa yang kalian pikirkan ketika ane sebut nama nabi Yusuf a.s?
Ketampanan? Yang karena ketampanannya, wanita-wanita mengiris jarinya secara tidak sadar?
Bendahara negara? Yang karena sifat amanahnya dia diberikan jabatan tersebut?

Ketahuilah, dalam kisahnya ada sangat banyak rintangan dan ujian yang menimpanya.
Mulai dari dimasukkan ke dala sumur oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, difitnah berzina, dimasukkan ke dalam penjara, dan lain-lain.

Maka, "jalan yang lurus" bukanlah jalan tol yang bebas hambatan, melainkan jalan yang sangat penuh dengan rintangan  dan liku-liku.

Dalam surat Al Araf : 14,
Iblis berjanji akan menghalangi kita dari jalan yang lurus tersebut.

Iblis akan selalu menggangggu kita dari semua arah, kanan, kiri, depan, belakang.
Ditafsirkan oleh ibnu katsir, makna mengganggu tersebut adalah,
dari depan, manusia akan dibuat ragu dengan permasalahan akhirat,
dari belakang, manusia akan dibuat cinta kepada dunia,
dari kanan, urusan agama akan dibuat tidak jelas dan samar-samar,
dari kiri, manusia akan dibuat tertarik dan senang bermaksiat.

Dikisahkan ketika iblis berjanji mengucapkan itu para malaikat menjadi iba kepada manusia. Lalu, mereka berkata, “Ya Allah, bagaimana mungkin manusia dapat terhindar dari jebakan iblis?” Allah SWT menjawab, “Masih tersisa dua arah, atas dan bawah.”
Yang bermakna,
- Mengangkat tangan untuk berdoa dengan penuh kerendah hatian, dan Allah akan menurunkan rahmatnya dari atas.
- Dan bersujud dengan dahinya diatas tanah dengan penuh kekhusyuan.

Para nabi juga telah mengajarkan adab penting dalam berdoa,
kita ambil satu contoh yaitu doa nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan paus,
"la ilaha illa anta. Subhanaka, inni kuntu minazzhalimin"

"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zalim”.

Berdoa tidak perlu spesifik, bayangkan bila nabi Yunus berdoa, "Ya Allah, keluarkanlah Aku dari perut ikan paus ini", jika Allah mengabulkan, nabi Yunus tentu akan dimuntahkan di laut, bukan di daratan.

Berdoalah dengan kesadaran penuh bahwa kesalahan ada pada diri kita, dan serahkanlah sisanya pada Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.

Tengoklah doa-doa para nabi yang lain yang tercantum dalam Al Quran, nabi Adam, Yusuf, Nuh, Zakaria, Muhammad SAW, kita amalkan doa-doa yang mereka contohkan. Karena sesungguhnya doa terbaik adalah doanya para nabi dan rasul. 

Satu contoh lagi, 
saat mendengar panggilan adzan, "hayya alal falah" - mari menuju kemenagan, jawaban kita bukanlah bersorak Ayo! atau kata penyemangat lainnya, melainkan,
"la hawla wa laa quwwata illa billah"- tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah
.
.
.
wallahua'lam

Previous
Next Post »